Selasa, 03 Januari 2012

PUPUK POTASSIUM

            Potassium (K) memainkan beberapa peranan di dalam tanaman daripada nutrien lain. Gejala yang timbul apabila tanaman kekurangan unsur K meliputi pertumbuhan lambat, perkembangan sistem perakaran kurang baik dan batang menjadi lemah, hasil panen (yield) rendah, biji atau buah menjadi layu, mudah terserang penyakit, tidak tahan pada musim dingin, penggunaan air kurang efisien dan pengikatan N berkurang (SSFC).
            Pupuk potassium yang paling banyak digunakan dalam praktek jika dibandingkan dengan pupuk-pupuk K yang lain adalah pupuk kalium atau potassium klorida karena harganya relatif murah. Pupuk potassium klorida atau “Muriate Of Potash (MOP)” adalah pupuk tunggal dengan usur hara kalium, berbentuk serbuk kalium, berbentuk serbuk, butiran dengan rumus kimia KCL. Syarat mutu pupuk potassium klorida, yaitu kadar potassium sebagai KO minimum sebesar 60% dan kadar air maksimum 0,5% (SNI, 1992). Perkembangan harga pupuk potassium dari tahun 2001-2003 dapat dilihat pada tabel 1.2.

Pupuk
Harga (US$/ton)
2001          
2002
2003
Urea
-
463
-
Ammonium sulphate
58
63
56
Calcium nitrate
100
116
106
Potassium sulphate
167
167
177

Sumber : Malr,2003
            Pupuk potassium sulfat (KSO) banyak digunakan baik untuk perkebunan maupun petani kecil.

PUPUK

                        Dalam arti luas yang dimaksud dengan pupuk adalah suatu bahan yang dapat mengubah sifat fisis, kimia atau biologi tanah sehingga menjadi baik bagi pertumbuhan tanaman. Pupuk urea dianggap bahan yang mengandung hara tananaman yaitu nitrogen.
                        Bahan pupuk selain mengandung hara tanaman, umumnya mengandung bahan lain yaitu :
1.    Zat pembawa atau karier (carrier)
2.    Senyawa-senyawa lain berupa kotoran (impurities) atau campuran bahan lain dalam jumlah relatif sedikit.
3.    Bahan mantel (coated)
                        4.   Filler (pengisi)

GLISEROL

          Gliserol (1,2,3-propanatriol) atau disebut juga gliserin merupakan senyawa alkohol trihidrat dengan rumus bangun CHOHCHOHCH₂OH. Gliserol berwujud cairan jernih , higroskopis, kental, dan terasa manis. Sifat fisik gliserol terdapat pada Tabel 1.1.

Sifat
Nilai

Bobot molekul
92,09382 g/mol
Viskositas pada suhu 20°C
1499 cP
Panas spesifik pada suhu 26°C
0,5795 kal/g
Densitas
1,261 g/cm³
Titik leleh
18°C
Titik didih
290°C

Sumber (Kem,1966)
            Gliserol memiliki banyak kegunaaan, diantaranya sebagai emulsifier,agen pelembut, plasticizer, stabilizer es krim, pelembab kulit, pasta gigi, obat batuk , sebagai media pencegah reaksi pembekuan darah merah, sebagai tinta printing , sbagai bahan aditif pada industri pelapis , cat, sebagai bahan antibeku, sumber nutrisi dalam proses fermentasi, dan bahan baku untuk nitrogliserin. Rumus struktur gliserol dapat dilihat pada gambar 1.2.


Gambar 1.2. Struktur Gliserol (Solvay, 2001)

BIODIESEL

          Biodiesel dari minyak nabati dapat dihasilkan melalui proses transesterifikasi trigliserida dari minyak jarak. Transesterifikasi adalah penggantian gugus alkohol dari ester dengan alkohol lain dalam suatu proses yang menyerupai hidrolisis.
          Transesterifikasi merupakan suatu reaksi kesetimbangan, untuk mendorong reaksi agar bergerak ke kanan sehingga dihasilkan metil ester (Biodiesel) digunakan alkohol dalam jumlah berlebih atau salah satu produk yang dihasilkan harus dipisahkan. Pada gambar 1.1 disajikan reaksi transesterifikasi untuk menghasilkan metil ester (Biodiesel).

                                  Gambar 1.1. Reaksi Transesterifikasi pada pembuatan Biodiesel

                Pada proses transesterifikasi selain menhasilkan biodiesel, hasil sampingannya adalah gliserol. Gliserol yang dihasilkan masih merupakan gliserol kasar. Gliserol kasar ini dapat dimurnikan menggunakan H₂SO₄ pekat sampai рH larutan mencapai 5-4,5. Hasil pemurnian ini diperoleh limbah yang kaya akan potasium sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuat pupuk.